Character Building

AGILE DALAM BEKERJA, 4 KARAKTER INI WAJIB ADA!

Learner, kamu setuju tidak sih kalau kita sebagai manusia dihadapkan dengan ketidakpastian? Hari ini, kita bisa saja merencanakan apa yang akan dilakukan esok hari. Tapi esok tetaplah tidak bisa diprediksi. Agar bisa bertahan, kita tidak punya pilihan selain beradaptasi dengan perubahan. Dengan begitu, kita bahkan bisa lebih maju. Namun hal itu tidaklah semudah membalikkan telapak tangan! Kita harus punya mindset ‘agile’ atau ‘agility’. Kamu sudah pernah mendengar istilah tersebut belum, nih?

Kalau kita flashback, sepanjang tahun 2020 adalah hari-hari yang penuh dengan ketidakpastian. Mungkin kita sudah merencanakan berbagai hal baik untuk direalisasikan di 2020. Tapi pandemi membuatnya tertunda bahkan sama sekali tidak bisa direalisasikan. Bahkan, kondisi ekonomi menjadi semakin sulit karena adanya resesi. Banyak yang kehilangan pekerjaan, banyak juga bisnis yang sempat terhenti bahkan mati. 

Secara harfiah, agile berarti lincah, tangkas dan gesit. Sepanjang tahun 2020 kita belajar bahwa mindset agility sangat penting untuk dimiliki baik oleh individu maupun perusahaan. Karena nyatanya, dalam situasi sulit ini, tidak sedikit bisnis yang bertahan, maju bahkan baru bermunculan di tengah pandemi. Hal itu tidak terlepas dari orang-orang didalamnya yang punya mindset agility.

Nah, untuk bisa dikatakan ‘agile’, setidaknya kamu harus memiliki 4 karakteristik seperti berikut :

4 Karakter Agile Dalam Bekerja

  1. Punya value dan purpose yang kuat

    Inti dari menjadi ‘agile’ adalah kamu punya mindset dan kemauan untuk menyesuaikan diri dengan perubahan. Tetapi sebelum menyesuaikan diri, sebagai individu kamu harus punya value dan purpose yang kuat. Begitu juga dalam bekerja, kamu perlu memahami lebih dulu budaya tempat kerjamu seperti apa dan bagaimana core valuenya.

    Misalnya nih kebutuhan konsumen dalam perusahaan tempat kamu bekerja mulai bergeser, maka kamu bersedia mengubah arah untuk keberlangsungan bisnis perusahaan, dengan catatan masih sesuai dengan budaya perusahaan tersebut alias tidak mengubah jati dirinya, ya!

    Seperti di Paradigm, kami punya value yang kuat berupa education, respect dan commitment. Arah dan batasannya jelas sehingga value ini membuat Paradigm mampu untuk pivot dengan mudah saat diperlukan. Di masa-masa awal pandemi, kami mengalami kesulitan namun dengan berpegang pada core-value, sepanjang 2020 Paradigm bisa bertahan bahkan level-up.

    “Karena menjadi agile bukan berarti menjadi labil.” –Peggy Putri

  2. Mampu berkomunikasi secara efektif

    Agility ditunjukkan dengan kemampuan berkomunikasi. Menurut Peggy Putri, COO dari Paradigm, kita tidak akan mungkin bisa beradaptasi tanpa komunikasi yang efektif, clear dan terarah.

    Mimi Thian for Unsplash

    Pertama, bagian dari kemampuan berkomunikasi adalah dengan mendengar. Tidak terbatas pada mendengarkan orang lain, ya, tetapi mampu mendengar dan memahami isu-isu terkini misalnya tren, pangsa pasar dan hal lainnya tentang bidang industri yang kamu geluti.

    Kedua, bagian dari kemampuan berkomunikasi adalah kamu mampu menyampaikan pesan dengan baik kepada orang lain, baik secara lisan maupun tertulis. Jadi, kamu perlu menjadi pendengar dan penyampai pesan yang baik agar dapat menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi.

    Di Paradigm, kami berkomunikasi secara terbuka. Seluruh anggota tim bisa mengekspresikan ide satu sama lain. Kami juga menerapkan sistem yang transparan sehingga siapa saja bisa membantu siapapun, melintasi batas hierarki. Hal ini memudahkan seluruh tim Paradigm untuk bekerja sama demi mencapai tujuan.

  3. Punya self-awareness yang baik

    Untuk menjadi agile, individu perlu memiliki awareness yang baik, entah itu kesadaran tentang dirinya sendiri (self-awareness) maupun kesadaran tentang dunia luar. Self-awareness ditunjukkan dengan pemahaman tentang strengths (kekuatan) dan weaknesses (kelemahan) tentang dirinya sendiri.

    Sedangkan kesadaran tentang dunia luar ditunjukkan dengan pemahaman tentang
    opportunities (peluang) dan threats (tantangan)  serta kesadaran bahwa saat ini kita menghadapi VUCA World yang merupakan singkatan dari Volatility (bergejolak), Uncertainty (tidak pasti), Complexity (kompleks) dan Ambiguity (tidak jelas). Intinya adalah bahwa kita berada dalam ketidakpastian dunia yang dinamika perubahannya sangat cepat dan semakin kompleks.

    Punya awareness yang baik membuat kita menjadi lebih proaktif di tempat kerja, artinya tidak hanya berpikir tentang masa kini tapi juga tentang masa depan kita dan perusahaan. Walaupun masa depan penuh dengan perubahan dan ketidakpastian, kita tetap perlu merencanakan dan mempersiapkan apa yang akan terjadi di masa depan.

    Hal tersebut sebagai bentuk antisipasi dalam menghadapi berbagai hal yang tidak terduga dengan lebih baik. Orang yang proaktif akan memanfaatkan sumber daya seperti waktu, energi, dan uang dengan baik. Serta mampu mengendalikan stres dan kendala-kendala yang dihadapi dalam pekerjaan.

    Pentingnya punya self awareness dalam berkarir bisa kamu pahami lebih lanjut di artikel kami disini, ya!

  4. Mampu berkolaborasi

Menjadi individu yang agile adalah yang mampu berkolaborasi. Setelah kita punya awareness yang baik, kita bisa tahu dengan siapa kita butuh berkolaborasi untuk mengisi kekurangan diri, dan dengan siapa kita butuh berkolaborasi untuk mengisi kekurangan orang lain. Kalau dalam ranah perusahaan, tempat kerja dengan agile management berupaya untuk meruntuhkan struktur hierarki sehingga setiap anggota tim bisa bereksplorasi, seperti di Paradigm.

Windows for Unsplash

Perlu diingat bahwa berkolaborasi bukan hanya dengan orang-orang di luar perusahaan tapi justru dengan tim di dalam perusahaan itu sendiri. Karena di masa sekarang ini, kita tidak mungkin berjalan sendiri-sendiri.

“Agility bukan tentang mau menang sendiri, agility adalah dimana kita bergerak bersama untuk mencapai satu tujuan dan untuk bisa menang bersama-sama.”  –Peggy Putri

SOURCE :

Bio Space. 2018. https://www.biospace.com/article/how-can-you-be-more-agile-at-work-/
Wawancara dengan Peggy Putri, Selaku COO dan Founder Paradigm, pada tanggal 19 Januari 2021 pukul 19.30 WIB.

PARADIGM

People & Professional Development Company.

Recent Posts

Pelatihan Komunikasi Efektif: Meningkatkan Produktivitas dan Kualitas Hubungan dengan Pelanggan

Sebagai pekerja di suatu perusahaan, kita diharuskan untuk bisa bekerja baik secara individual maupun berkelompok,…

4 minggu ago

Menguasai Seni Penjualan: Membuka Kesuksesan dengan Sales Training Program

‘Penjualan adalah seni!’ Sebagian mengatakannya seperti itu. Memang dimana letak seninya? Kemampuan dasar dari menjual…

2 bulan ago

Mastering the Language of Success: How an English for Business Course Can Enhance Your Career

While attending a conference in downtown Jakarta recently, I had the opportunity to meet and…

2 bulan ago

Dari Baik Menjadi Unggul: Bagaimana Pelatihan Service Excellence Meningkatkan Kinerja Perusahaan

Pelanggan merupakan salah satu aset penting dalam suatu usaha, baik yang bergerak dibidang produksi barang…

2 bulan ago

Tingkatkan Kualitas Pemimpin, Pakuwon Jati Adakan Excellent Leadership Training

Setelah sukses menyelenggarakan Sales Training dalam rangka menghadapi event Expo Pakuwon, training untuk Pakuwon Jati…

6 bulan ago

Persiapan Expo, Pakuwon Jati Gaet PARADIGM adakan Sales Training

Dalam rangka memperkuat kemampuan tim sales, Pakuwon Jati menggaet PARADIGM sebagai vendor pelatihan untuk menyelenggarakan…

6 bulan ago